Total Tayangan Halaman

Selasa, 01 April 2014

LAPORAN BIOKIMIA Daya Larut Lemak , Uji Akrolein, Uji Ketidakjenuhan Lemak, Percobaan Salkowski



LAPORAN BIOKIMIA
Daya Larut Lemak , Uji Akrolein, Uji Ketidakjenuhan Lemak,
Percobaan Salkowski
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Biokimia



UNNESB








                                                                                                                  

Disusun oleh :

Aprilia Putri Astuti                (4401412015)






UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
KOTA SEMARANG
PEMBAHASAN
                                                                                                              
1.     Mengetahui Daya larut Lemak
            Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui daya larut lemak. Menurut teori, lemak tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik yang bersifat non polar. Hal ini dibuktikan pada tabung 1 dan 2 yang berisi pelarut akuades memberikan hasil negatif dalam melarutkan sampel lemak berupa lemak domba dan asam palmitat (kertas tidak terlihat transparan) karena akuades  bersifat polar sedangkan lemak domba dan asam palmitat bersifat non polar. Namun akuades dapat melarutkan gliserol. Gliserol dapat larut dalam air karena memiliki gugus polar berupa -OH pada salah satu sisinya sehingga dapat berikatan dengan molekul air.  Gliserol merupakan unsure pembentuk lemak tetapi bukan lemak sehingga bersifat lebih polar dibandingkan dengan sampel lain yang mengandung asam lemak.
            Pelarut organik seperti alkohol,eter,dan kloroform dapat melarutkan hampir semua sampel yang mengandung lemak. Hal ini terbukti bahwa terdapat bercak lemak pada kertas yang terlihat transparan ketika diterawang dibawah cahaya. Kertas tersebut dapat terlihat transparan  karena sebagian atau seluruh lemak yang terdapat pada sampel telah  bercampur dengan pelarut organik. Pada percobaan ini diketahui bahwa kloroform  memiliki bercak lemak yang lebih transparan dibandingkan pelarut organic lain. Hal ini berarti kloroform memiliki kelarutan  tinggi terhadap lemak.semakin kertas terlihat transparan, maka menunjukkan bahwa pelarut tersebut memiliki daya larut tinggi terhadap lemak.
Kesimpulan :
Lemak tidak larut dalam air namun larut dalam pelarut organic non polar. Kloroform merupakan pelarut organic yang memiliki daya larut paling tinggi terhadap lemak.
2.      Uji akrolein
Uji akrolein untuk gliserol tergantung pada dehidrasi dan oksidasi gliserol menjadi akrolein. Dalam uji ini ada dua percobaan yaitu percobaan pertama 4 tetes minyak kelapa + KHSO4 padat setinggi 1 cm yang dimasukkan dalam tabung reaksi kering, selanjutnya dipanaskan menghasilkan bau tengik. Pada percobaan yang kedua 4 tetes gliserol + KHSO4 padat setinggi 1 cm yang dimasukkan dalam tabung reaksi kering, selanjutnya dipanaskan menghasilkan bau yang lebih tengik dari minyak kelapa. Gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam bentuk lemak/minyak bila mengalami dehidrasi akan membentuk aldehid akrilat atau akrolein yang berciri khas berbau tengik. Penambahan pereaksi KHSO4 pada uji akrolein berfungsi untuk mengkatalisis gliserol yang ada dalam sampel, sedangkan pemanasan dengan api yang kecil untuk menghilangkan keberadaan air dalam larutan.
·              Gliserol lebih tengik dibandingkan minyak kelapa karena minyak kelapa bila dihidrolisis akan terlebih dahulu diubah menjadi gliserol dan asam lemak bebas, lalu gliserol menjadi akrolein yang menyebabkan terjadinya bau. Sedangkan gliserol apabila terhidrasi akan langsung diubah menjadi akrolein sehingga bau yang lebih tengik.

3.     Uji Ketidakjenuhan Lemak
            Percobaan III bertujuan untuk menunjukkan adanya ikatan tidak jenuh.  Dari ketiga sampel yang digunakan, ketiga-tiganya menunjukkan hasil positif. Hal ini ditandai dengan memudarnya warna iodium.  Kepudaran warna dari iodium disebabkan karena larutan iodium memutuskan ikatan rangkap yang menyusun molekul pada sampel berubah menjadi ikatan tunggal. Perubahan warna yang terjadi menunjukkan bahwa asam lemak tidak jenuh telah mereduksi pereaksi iodium. Namun, ada perbedaan tingkat kepudaran dari hasil percobaan tersebut. Yang paling pudar dari ketiga sampel yang diambil: minyak kelapa, margarin dan lemak padat adalah margarin. Setelah margarin adalah minyak padat, baru kemudian minyak kelapa. Warna iodium pada margarin paling pudar daripada yang lain disebabkan karena margarin mempunyai ikatan rangkap paling banyak daripada yang lain. Iodium tersebut mereduksi ikatan rangkap pada margarin menjadi ikatan rangkap. Karena banyaknya ikatan rangkap yang diputus, maka warna iodium pun semakin pudar. Sedangkan tingkat kepudaran nomor 2 setelah margarin adalah lemak padat. Lemak padat mempunyai ikatan rangkap lebih sedikit daripada margarin, sehingga akan memudarka iodium pada tingkat lebih ringan daripada margarin. Sedangkan yang paling tidak pudar adalah minyak kelapa. Hal ini disebabkan karena minyak kelapa mempunyai ikatan rangkap paling sedikit. 

·       Kesimpulan: ketidakjenuhan pada lemak ditunjukkan dengan kepudaran warna iodium. Semakin pudar warna iodium, maka sampal semakin tidak jenuh.

4.     Percobaan Salkowski


Reaksi salkowski bertujuan untuk mengetahui adanya kolesterol. Pada reaksi menggunakan asam sulfat pekatuntuk memutuskan ikatan ester pada kolesterol serta memberikan kompleks warna. Sedangkan pada percobaan ini menggunakan klorofom untuk melarutkan kolesterol agar mudah bereaksi. Percobaan salkowski menunjukkan hasil positif ditandai dengan timbulnya warna merah, biru, ungu yang berturut-turut. Kemudian akan tampak fluorescenci kuning. Dalam percobaan ini, akan terbentuk warna sebagai berikut :
1.      warna merah kebiruan sampai merah cerah dan ungu (purple), merupakan hasil dari reaksi antara kloroform dan kolesterol yang berupa kolestadiena.
2.      fluoresensi hijau, merupakan hasil reaksi antara kolestadiena dan asam sulfat yang berupa asam sulfonat.
3.      kuning, merupakan sisa asam sulfat yang tidak ikut bereaksi.

Kesimpulan:
Terdapat kolestrol dalam larutan tersebut  yang ditandai dengan adanya fluorens kuning setelah dreaksikan dengan asam sulfat.i





Tidak ada komentar:

Posting Komentar