LAPORAN BIOKIMIA
ENZIM
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Biokimia
Disusun
oleh :
Aprilia
Putri Astuti (4401412015)
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
KOTA
SEMARANG
Laporan Biokimia Enzim
I. Judul Pecobaan :
Enzim (Aktifitas Ptyalin Dengan Adanya Cl-)
II. Tujuan Percobaan:
Untuk melihat bagaimana aktifitas ptyalin dengan adanya Cl-)
III. Dasar Teori
Enzim Adalah sekelompok protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk
berbagai reaksi kimia dalam sistim biologic. Hampir semua reaksi kimia dalam
sistim biologis dikatalis oleh enzim. Sisnteis enzim terjadi di dalam sel dan
sebagian nesar enzim dapat diekstraksi dari sel tanpa merusak fungsinya.
Enzim biasa juga disebut sebagai suatu protein yang mempunyai struktur
tiga dimensi yang mampu mengkatalisis reaksi-reaksi biologis. Untuk
mengaktifkan kerja enzim dibutuhkan adanya kofaktor, seperti ion logam, koenzim
atau spesies yang lain. Enzim menaikan laju reaksi karena enzim dapat
menurunkan energi aktifasi substrat yang terlibat dalam reaksi. Enzim bekerja
optimal dalam kondisi yang optimal, diatas kondisi optimal aktifitas katalis
enzim akan berkurang, demikian pua dibawah kondisi optimal aktivitas
katalitiknya akan menjadi kurang optimal.
Semua enzim pada hakekatnya adalah protein. Beberapa diantaranya mempunyai
struktur agak sederhana, sedangkan sebagian besar lainnya memiliki struktur
rumit. Oleh karena enzim adalah protein, maka interaksi antara enzim dengan
molekul lain, sama halnya dengan protein ditentukan oleh asam amino-asam amino
yang ada dalam permukaan yang berhubungan dengan medium. Sifat-sifat permukaan
enzim dipengaruhi oleh larutan disekitarnya. Gugus-gugus fungional enzim
menggambarkan sifat asam-basa dan kelarutannya.
Suhu, pH, konsentrasi substrat, serta konsentrasi enzim sangat mempengaruhi
aktifitas katalitik enzim. Masing-masing enzim memiliki kondisi optimal.
Aktivitas katalitik enzim dipengaruhi oleh adanya inhibitor. Ada tiga jenis
inhibitor yaitu:
-
Inhibitor bersaing
-
Indibitor tidak bersaing, dan
-
Inhibitor bukan bersaing
Satu unit aktivitas enzim didefinisikan sebagai jumlah enzim yang dapat
menghasilkan enzim sebanyak… mol setiap detik pada kondisi percobaan.
Selanjutnya satu unit aktivitas spesifik enzim didefinisikan sebagai jumlah
enzim yang dapat menghasilkan satu… mol produk setiap detik per gram protein
enzim.
Dalam mulut manusia terdapat enzim amylase yang memiliki tugas-tugas yang
penting dalam proses reksi enzimatik untuk kepentingan metabolisme tubuh.
Berdasarkan jenis reaksi yang dikatalisis, enzim dapat dibagi menjadi enam
golongan uatama, yaitu:
- Oksidoreduktase: kelompok enzim yang mengerjakan reaksi oksidasi dan reduksi
- Transferase: kelompok enzim yang berperan dalam reaksi pemindahan suatu gugus dari suatu senyawa kepada senyawa lain.
- Hidrolase: Kelompok emzim yang berperan dalam reaksi hidrolisis
- Liase: Kelompok enzim yang mengkatalisis reaksi adisi atau pemecahan ikatan rangkap
- Isomerase: kelompok enzim yang mengkatalisis perubahan konformasi molekul (isomerisasi)
- Ligase(Sintetase): kelompok enzim yang mengkatalisis pembentukkan ikatan kovalen
Secara keseluruhan, enzim mempunyai dua bagian utama yaitu: bagian protein
(apoenzim) dan bagian ion protein (koenzim). Apoenzim merupakan suatu polipeptida
yang mempunyai struktur kwarterner atau tersier dengan urutan atau komposi asam
amino tertentu dan rantai polipeptida tersebut distabilkan oleh ikatan kimia
yang terjadi yang dari gugus sampaing pada asam aminonya. Ikatan kimia yang
terjadi merupakan ikatan sulfide, ikatan hydrogen, dan ikatan Van der Wals.
IV. Alat dan bahan
- Alat
- Bahan
Bahan-bahan yang digunakan:
- larutan amilum 1%
- larutan iodium encer
- aquadest
- air liur
V. Prosedur
Kerja
VII. PEMBAHASAN
Menurut definisi enzim disebut sebagai suatu protein yang mempunyai struktur
tiga dimensi yang mampu mengkatalisis reaksi-reaksi biologis. Enzim juga
dedefinisikan sebagai sekelompok protein yang berfungsi sebagai katalisator
untuk berbagai reaksi kimia dalam sistim biologis. Hampir semua reaksi kimia
dalam sistim biologis dikatalis oleh enzim. Sisnteis enzim terjadi di dalam sel
dan sebagian nesar enzim dapat diekstraksi dari sel tanpa merusak fungsinya.
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa enzim merupakan biokatalis yang
sangat evisien dan mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan katalis
biasa.
Keuntungan reaksi enzimatis dibandingkan dengan reaksi katalisis selektif
bahkan sampai stereoselektif.hal ini dimungkinkan karena konformasi pusat
aktif enzim spesifik untuk substrat tertentu. Reaksi enzimatis hampir
tudak menghasilkan produk samping dibandingkan teaksi kimia biasa. Daya katalitik enzim sangat kuat pada kondisi reaksi lunak sekalipun.
Reaksi enzim berlangsung pada suhu dan pH optimum. Adanya sisi evektor pada
molekul enzim mengakibatkan reaksi enzim dapat dikendalikan.
Pada percobaan ini, sampel yang digunakan adalah saliva (air liur) dengan
memvariasikan pelarut atau pereaksi. Adapun pereaksi atau pelarut yang di pakai
adalah NaCl 1%, HCl 1 N dan aquadest. Tujuan utama dari percobaan ini yakni
untuk mengetahui bagaimana aktifitas Ptialin dengan adanya HCl.
Mula-mula sampel air liur dianbil dan diencerkan, namun sebelum diencerkan
silva atau air liur ditempatkan dalam beaker gelas lalu diencerkan dengan
aquadest selanjutnya disaring untuk nemastikan bahwa tudak ada materi lain yang
terdapat pada sampel.
Sampel yang telah tersedia kemudian diukur masing-masing 1 mL dan ditempatkan
dalam 3 tabung reaksi yang telah diberi label. Selanjutnya kedalam ketiga
tabung reaksi tadi ditambahkan masing-masing 3 mL larutan amylum dan satu tetes
larutan iodum. Langkah selajutnya adalah menambahkan masing-masing 1 mL NaCl 1%
pada tabung pertama, 1 mL HCl 1N pada tabung ke dua dan 1 mL aquadest lalu
diadakan pengamatan selama kurang lebih 1 jam.
a. Hasil Tabung Reaksi Pertama
Dari percobaan yang dilakukan, mula-mula kedalam tabung reaksi pertama yang
berisi 1 mL larutan liur dimasukkan 3 mL larutan Amylum dan ditambahkan dengan
1 tetes larutan iodium. Pada tahap ini larutan dalam tabung reaksi menjadi
warna merah maron karena pengaruh reaksi warna pada iodiun. Kedalam larutan ini kemudian ditambahkan dengan 1 mL NaCl 1% selanjutnya
dilakukan pengamatan selama beberapa menit.
Berselang 5 menit warna larutan pada tabung menghilang menjadi larutan yang
tidak berwarna. Hal ini terjadi karena oleh Ptyalin (alpha amilase) yang ada di
dalam larutan liur, amylum akan dihidrolisa menjadi Amylodextrin, Erithro dan
Achroodextrin kemudian maltosa sehingga warna merah maron pada tabung menghilang.
Selain itu, NaCl menyebabkan
suasana yang baik untuk bekerjanya Ptyalin karena adanya ion Cl-
tetapi pH netral sehingga memungkinkan hilangnya warna terlihat lebih cepat.
b. Hasil Tabung Kedua
Sama halnya dengan tabung pertama, pada tabung ke dua mula-mula kedalam tabung
reaksi yang berisi 1 mL larutan liur dimasukkan 3 mL larutan Amylum dan
ditambahkan dengan 1 tetes larutan iodium. Pada tahap ini larutan dalam tabung
reaksi menjadi warna merah maron karena pengaruh reaksi warna pada iodiun.
Kedalam larutan ini kemudian ditambahkan dengan 1 mL HCl 1N selanjutnya dilakukan pengamatan selama
beberapa menit.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa
warna larutan dalam tabung reaksi tidak menunjukkan perubahan warna (tetap
merah maron). Hal ini disebabkan karena Achrodextrin dan maltosa dengan iodium
tidak memberi warna. Selain itu, HCl dapat mempegaruhi tingkat keasaman yang
menyebabkan larutan terlalu asam dan menyebabkan Ptyalin tidak aktif sehingga
terlihat pada percobaan waena larutan pada tabung reaksi tidak hilang.
c. Hasil Tabung Ketiga
Perlakuan untuk tabung ketiga sama halnya dengan perlakuan pada tabung pertama
dan tabung kedua, hanya saja NaCl pada tabung pertama dan HCl pada tabung kedua
diganti dengan Aquadest, mula-mula kedalam tabung reaksi pertama yang berisi 1
mL larutan liur dimasukkan 3 mL larutan Amylum dan ditambahkan dengan 1 tetes
larutan iodium. Pada tahap ini larutan dalam tabung reaksi menjadi warna merah
maron karena pengaruh reaksi warna pada iodiun. Kedalam larutan ini kemudian ditambahkan dengan 1 mL Aquadest selanjutnya
dilakukan pengamatan selama beberapa menit.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa warna pada tabung berubah menjadi tidak
berwarna pada waktu kurang lebih 15 menit. Hal ini menandakan bahwa walaupun di
dalam aquadest tidak mengandung Cl- akan tetapi di dalam larutan
liur itu sendiri terdapat Cl-.
Dalam reaksi enzimatik, pH juga
menetukan volume Cl-. Oleh karean pH aquadest netral,
maka Cl- yang didapatkan juga akan semakin sedikit yang kemudian
menyebabkan waktu untuk terjadinya reaksi (perubahan warna) terlihat lebih
lama.
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan
serta pembahasan diatas maka dapat ditaeik beberapa kesimpulan diantaranya:
- Pada tabung pertama Oleh Ptyalin (alpha amilase) yang ada di dalam larutan liur, amylum akan dihidrolisa menjadi Amylodextrin, Erithro dan Achroodextrin kemudian maltosa sehingga warna merah maron pada tabung menghilang.
- NaCl menyebabkan suasana yang baik untuk bekerjanya Ptyalin karena adanya ion Cl- tetapi pH netral sehingga memungkinkan hilangnya warna terlihat lebih cepat.
- Pada tabung kedua menunjukkan bahwa warna larutan dalam tabung reaksi tidak menunjukkan perubahan warna. Hal ini disebabkan karena Achrodextrin dan maltosa dengan iodium tidak memberi warna.
- HCl dapat mempegaruhi tingkat keasaman yang menyebabkan larutan terlalu asam dan menyebabkan Ptyalin tidak aktif sehingga terlihat pada percobaan warna larutan pada tabung reaksi tidak hilang.
- Pada tabung ke tiga walaupun di dalam aquadest tidak mengandung Cl- akan tetapi di dalam larutan liur itu sendiri terdapat Cl-. Dalam reaksi enzimatik, pH juga menetukan volume Cl-. Oleh karean pH aquadest netral, maka Cl- yang didapatkan juga akan semakin sedikit yang kemudian menyebabkan waktu untuk terjadinya reaksi (perubahan warna) terlihat lebih lama.
IX. Saran
Berdasarkan pengalaman pada praktikum, maka praktikan menyarankan agar supaya
reaksi enzimatik ini dapat dikembangkan dalam bentuk penelitian ilmiah sehingga
dampak dari reaksi enzimatik itu sendiri dapat tersosialisasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Togu Gultom 2003. Petunjuk Praktikum Biokimia, F. MIPA Universitas
Negeri
Yogyakarta
Mongomeri, Rex. 1993. Biokimia Jilid I. Universitas Gajah Mada; Jakarta
Purwo Arbianto, 1996. Biokimia Konsep-Konsep Dasar. DEPDIKBUD
Thenawijaya Maggy, 1990. Dasar-Dasar Biokimia Jilid Satu. Erlangga; Jakarta
Yazit, Estien 2006, Penuntun Praktikum Biokimia Untuk Mahasiswa Analis.
Yogjakarta; Andi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar